I Become Real, When I Was Pretending

Selasa, 03 Juli 2012

Tulisan IBD 4 (Boma Suryananda,51411520,1IA12)


PENGARUH ABORSI PADA KEBUDAYAAN REMAJA

Aborsi menjadi salah satu masalah yang jadi sering dibicarakan dan cukup serius, dilihat dari tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang tidak sedikit karena tingkat kehamilan di Indonesia. Selain itu, ada yg mengkategorikan aborsi itu pembunuhan. Ada yang melarang atas nama agama. Ada yang menyatakan bahwa jainin itu juga punya hak hidup sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain.
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan,dll.Namun sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu. Akan tetapi, kematian ibu yang disebabkan komplikasi aborsi sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat, selain dengan mudahnya didapatkan jamu dan obat-obatan peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat datang bulan.
Tidak ada data yang pasti tentang besarnya dampak aborsi terhadap kesehatan ibu, menurut  WHO memperkirakan 10-50% kematian ibu disebabkan oleh aborsi (tergantung kondisi masing-masing negara). Diperkirakan di seluruh dunia setiap tahun dilakukan 20 juta aborsi tidak aman, 70.000 wanita meninggal akibat aborsi tidak aman, dan 1 dari 8 kematian ibu disebabkan oleh aborsi tidak aman. Di Asia tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya, di antaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi tidak aman di wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju hanya 1 dari 3700. Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar.
1. Efek Jangka Pendek
· Rasa sakit yang intens
· Terjadi kebocoran uterus
· Pendarahan yang banyak
· Infeksi
· Bagian bayi yang tertinggal di dalam
· Shock/Koma
· Merusak organ tubuh lain
· Kematian
2. Efek Jangka Panjang
· Tidak dapat hamil kembali
· Keguguran Kandungan
· Kehamilan Tubal
· Kelahiran Prematur
· Gejala peradangan di bagian pelvis
· Hysterectom
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “.
Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis. Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ;
· Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
· Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
· Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
· Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
· Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
· Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).
· Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
· Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
· Kanker hati (Liver Cancer).
· Kelainan pada ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya.
· Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
· Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
· Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar